Limbah cucian ikan para pengusaha kerupuk yang mengalir ke sela-sela perumahan warga dan saluran irigasi yang membelah Blok Dukuh Kerupuk Desa Kenanga, Kecamatan Sindang Kab. Indramayu itu ada dugaan dipertahankan oleh beberapa oknum pengusaha kerupuk setempat, agar warga segera meninggalkan rumah mereka, sebagai upaya pengembangan area pabrik para pengusaha. Namun ketika hal tersebut dikonfirmasi kepada H. Murtasim pemilik pabrik kerupuk Kelapa Gading, beliau membantah keras isu yang dihembuskan oleh orang yang tidak bertanggung jawab itu. Sedangkan Edi Suyono, Kuwu Desa Kenanga yang hendak dikonfirmasi ER, selalu lari dan menghindar, sampai tulisan ini diturunkan dia tetap tidak mau ditemui.
Selain Kuwu, beberapa pengusaha kerupuk yang cukup berpengaruh di blok Dukuh kerupuk seperti, H.Daspan, H. Saein dan H. Wakyan juga menghindar dan tidak mau ditemui, dengan alasan sedang tidak berada di rumah.
Limbah kerupuk yang telah puluhan tahun dipertahankan Pemerintahan Desa dan para pemodal di Blok Dukuh Kerupuk ini, ada dugaan dijadikan ajang politis untuk pilkuwu serta lahan setoran kepada sejumlah dinas instansi terkait.
Sementara dari hasil konfirmasi ER di lapangan sebagian besar warga masyarakat yang berdomisili di blok Dukuh yang selama ini disiksa oleh tajamnya bau limbah, mengaku sudah tidak tahan. Sebab bau limbah tersebut tidak hanya mengeluarkan aroma busuk dan menyesakkan pernafasan, tapi juga mengakibatkan kulit gatal-gatal akibat rembesannya ke sumur warga.
“Kami juga tidak mengerti apa alasan para pengusaha kerupuk disini tidak mau memperbaiki saluran pembuangan limbah mereka agar tidak sampai mengganggu aktifitas dan kenayaman penduduk,” ujar beberapa warga yang memohon agar namanya tidak ditulis. Dengan alasan mereka takut kehilangan pekerjaan. Sebab selama ini sebagian masyarakatnya banyak yang bekerja pada perusahaan kerupuk setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Indramayu, H. Suwardi Astadipura, M.A.R.S yang dimintai komentarnya seputar persoalan limbah cucian ikan para pengusaha kerupuk di Blok Dukuh Kerupuk, yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan warga sekitar, dijelaskan kalau sampai hari ini belum bisa memberi jawaban. Karena belum dilakukan tinjauan dan penelitian, sejauh mana pengaruh limbah tersebut pada kesehatan manusia. (as)
Pengusaha Kerupuk Kurang Peduli Terhadap Lingkungan
Sementara Ir. Aep Surahman, Kepala Kantor Lingkungan Hidup kabupaten Indramayu, serta beberapa instansi lainnya seperti Dinkes, Deperindag, dan Dinas KPM Indramayu, menjelaskan kalau dia pernah mengambil sample air limbah yang menggenang atau mengairi saluran irigasi di Blok Dukuh Kerupuk tersebut. Namun bukan untuk dijadikan bahan penelitian, melainkan baru sebatas mengamati.
Dikatakan bahwa air bekas pencucian ikan yang kemudian dibuang ke saluran irigasi Blok Dukuh Kerupuk termasuk limbah organik, yang ditunjukkan dengan parameter Biological Oxygen Demand (BOD) di atas baku mutu lingkungan (BML) adalah proses mikrobiologis yang mengubah zat organic sehingga terjadi pembusukkan pada permukaan airnya.
Aep juga menjelaskan BOD merupakan salah satu indikator yang menyatakan dampak biologis dari jasad organik yang hidup di air. Namun jika saluran yang dijadikan tempat pembuang limbah organis ini tidak didisain dengan baik pengairannya. Maka bakteri yang ada di dalamnya akan menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses oksidasi berlangsung, yang mengakibatkan anaerobik dan menimbulkan bau busuk pada air.
Selain itu, Aep juga mengungkapkan kalau dulu pernah dilakukan upaya rembug dengan para pengusaha kerupuk bersama instansi terkait di atas. Yang membicarakan persoalan pembuangan limbah industri milik mereka yang selama ini sangat mengusik kesehatan warga. Namun sayangnya apa yang menjadi bahasan pertemuan itu tidak menjadi perhatian bagi para pengusaha setempat.
“Padahal yang pertama bertanggung jawab terhadap limbah ini adalah mereka para pengusaha, dan mereka tidak bisa menuding apalagi sampai menyalahkan pemerintah. Bahkan kita selama ini sudah ikut membantu mencarikan jalan keluarnya, tapi mereka seolah tidak mau perduli untuk memperbaiki lingkungannya,” ujar Aep. (as)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar