Minggu, 16 Agustus 2009

Pos Rakyat No.08 /Th.1/1 - 15 Agustus 2009

738 Pelajar Se Wil.III Cirebon dan Sumedang
Ramaikan Popwilda
:Indramayu Gondol 2 Emas Dari Cabor Bergengsi

Ratusan pengunjung ramaikan GOR Singalodra saat pembukaan Pekan Olahraga Pelajar Wilayah Daerah (Popwilda) se wilayah III Cirebon dan Sumedang yang dipusatkan di Indramayu, pekan lalu. Bupati Indramayu, H.Irianto MS Syafiuddin yang membuka kegiatan Popwilda ini, berkali-kali mendapat aplaus saat menyampaikan pentingnya sportifitas dalam suatu kompetisi olahraga. “Sebab dengan sportifitas akan meningkatkan prestasi olahraga kita, serta mampu menggalang persatuan dan persahabatan antara atlit selain akan membangun mental juara yang memiliki prospek cerah ke depan. Dan dari penggalangan persahabatan ini juga kita akan dapat saling mengisi dan kembali berkompetisi guna penyeleksian prestasi untuk kemudian dipertandingkan pada Popda 2010 di Bandung nantinya,” ujarnya. Bupati juga menekankan bahwa kompetisi ini bukanlah persoalan kalah dan menang, tapi lebih pada terjalinnya persahabatan antar atlit pelajar se wilayah III Cirebon dan Sumedang.
Delapan cabang olahraga yang dipertandingkan diikuti 738 Atlit pelajar yang berasal dari wilayah III Cirebon, Kuningan, Majalengka, Indramayu dan Sumedang. Yang lokasi pertandingannya tidak terpusat pada satu tempat, tapi terpisah, sebagai berikut. Untuk Sepak Bola di Stadion Tridaya, Volly Ball di GOR Singalodra, Basket di GOR Dharma Ayu, Tenis Meja di SMPN 1 Sindang, Tenis Lapangan di Lapangan tenis Pemda, Pencak Silat di Wisma Haji, Bulu Tangkis di GOR MM Hall sedangkan Sepak Takraw di GOR MUI Jatibarang.
Kabid Ekstrakulikuler pada Dinas Pendidikan Indramayu, Dr. Akil, M.Pd memaparkan, bahwa Popwilda ini berlangsung empat hari (13 – 16 Juli 2009), yang mempertandingkan delapan cabang olahraga. Dan disampaikan juga, bagi para pemenang telah disediakan piala yang teridiri medali emas, perak dan perunggu, serta lolos pada Pekan Olahraga Daerah (Popda) Tingkat Jawa Barat.
“Dan ini adalah kesempatan bagi mereka untuk mengasah prestasi ke tingkat yang lebih tinggi, yakni Popda Jawa Barat,” jelas Akil.

Cirebon Boyong 11 Emas
Dari 36 Emas yang tersedia pada Polwilda, 11 digondol Cirebon, 9 dari cabang Pencak Silat, 2 lainnya dari Tenis Meja dan Tenis Lapangan. Majalengka 6 emas, Sumedang 6 Emas, Indramayu 5 emas dan Kuningan 3 Emas.
Meski secara perolehan terbanyak Indramayu pada urutan ke lima, namun secara kulaitas Indramayu berhasil menyabet 2 emas pada dua cabang olahraga bergengsi, yakni Sepak Bola dan Volly Putra.
Sementara Kepala Dinas pendidikan Indramayu, Drs.H.Suhaeli, M.Si pada acara penutupan kembali menegaskan, agar para atlit yang ikut dalam kompetisi Popwilda ini tidak menjadi puas dengan perolehan yang didapatnya. Sebab Popwilda sebagai suatu sarana uji tingkat keberhasilan dari pembinaan olahraga di sekolah, diharapkan juga menjadi perhatian bagi semua pihak untuk kemudian dibina menuju tingkat kompetisi yang lebih tinggi. Sehingga disitu akan kelihatan kualitas atlit potensial dan profesional yang berangkat dari kalangan pelajar. (as)

Popwilda, di Lapangan Tridaya Indramayu

Leksikon: (Penyair) Yohanto A Nugraha

Pos Rakyat No.08 /Th.1/1 - 15 Agustus 2009

Leksikon

Yohanto A Nugraha
Abuk atawa Gatot atawa Yanto, psedonim Yohanto A Nugraha, penyair kelahiran Indaramayu, 18 Februari 1955 ini. Lebih dari separuh usianya dia habiskan untuk berkesenian, khususnya di dunia penulisan puisi. Selain dikenal sebagai penyair lelaki keturunan ini juga dikenal sebagai salah seorang motor penggerak sastra di Indramayu. Berawal dari Radio Chindelaras, sampai ke gedung-gedung pertunjukan bersama sejumlah penyair Indramayu lainnya, begitu semangatnya dia memasyarakatkan karya-karya sastra. Mantan Ketua Dewan Kesenian Indramayu (periode 2005), lalu mengelola Komunitas Bantaran sebagai wadah untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya. Sekarang Abuk, begitu panggilan yang melekat padanya, telah melahirkan dua kumpulan puisi tunggal Orasi Sunyi (2005) dan Resonansi Sepanjang Usia (2009), sedangkan karya-karyanya yang lain tergabung dalam sejumlah kumpulan puisi bersama: Lagu Matahari (2004), 9 Penyair Jawa Barat (2002), Resital Penyair Indramayu (2001), Jurang (1999), Kiser Pesisiran (1994), Tanah Garam (1992), dan Antologi Penyair Indramayu (1982). (as)

Pos Rakyat No.08 /Th.1/1 - 15 Agustus 2009

Makali Kumar
Kembali Terpilih Jadi Ketua PWI Indramayu

Pada Konferensi PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Perwakilan Indramayu, di Grand Hotel Trisula, Senin (27/7) lalu, secara aklamasi Makali Kumar terpilih kembali menjadi Ketua PWI Indramayu periode 2009-2012. Sementara sebelum kebulatan dari 50 suara anggota PWI ini disikapi panitia pemilihan yang dipimpin Uyun Achadiat, Sekretaris PWI Jabar, Abu Bakar calon dari kubu lain menyatakan mundur dari pencalonannya.
Hadir dalam kesempatan itu, Sekretaris PWI Prov.Jabar Uyun Achdiyat mewakili Ketua PWI Jabar, H.Yoyo S.Adhireja dan segenap para anggota PWI Kab.Indramayu.
Kepada Pelita, Makali mengatakan, kredibilitas dan integritas seorang wartawan sangat menentukan terwujudnya PWI yang profesional, oleh karenanya melalui tema”Mewujudkan pers yang sehat dan profesional” dirinya berharap seluruh anggota yang tergabung dalam wadah PWI harus dapat lebih maju, dinamis, kreatif, inovatif serta siap dalam menghadapi kemajuan zaman.”Saya akan berusaha semaksimal mungkin agar dapat memberikan kesejahteraan bagi para anggotanya,” tandasnya kepada Pelita.
Kata dia, apabila anggotanya sudah sejahtera maka profesionalisme dapat terwujud yang pada akhirnya akan menjadi seorang wartawan yang bermanfaat dan inklusif, untuk itu saya akan berusaha membawa PWI ke depan menjadi organisasi yang terbuka dan maju.”Hal itu, merupakan salah satu bentuk amanah yang diembannya,” aku Makali.
Lebih jauh dia menuturkan, dirinya bersama para anggota kedepan akan berupaya membawa nuansa baru guna membentuk kepribadian wartawan yang sehat dan berimbang, sehingga dapat memberikan motivasi kepada masyarakat.”Bila ini terwujud maka keberadaan pers akan menjadi mitra kerja pemerintah daerah (Pemda) yang sifatnya untuk membangun masyarakat sehingga masyarakat dapat ikut berperan aktif dalam pembangunan,” terang Makali.
Terwujudnya PWI yang profesional dan sejahtera, terang dia, diartikan bahwa PWI kedepan akan semakin profesional dalam menjalankan roda organisasi dan menjaga citra kredibilitas serta integritas wartawan, sementara artian sejahtera adalah bahwa keberadaan PWI sebagai wadah bagi para wartawan dapat memperjuangkan dan memberikan kesejahteraan pada anggotanya sehingga apabila wartawan telah sejahtera maka diharapkan profesionalisme wartawan dapat terjaga sehingga terwujudnya wartawan yang bermartabat.
Sementara Sekretaris PWI Prov.Jabar, Uyun Achdiyat berharap PWI Kab.Indramayu kedepannya mampu lebih maju, sehingga keinginan untuk memberikan kesejahteraan terhadap anggotanya dapat terwujud dengan baik.”Saya menyarankan agar ketua terpilih menyiapkan para kadernya untuk mengikuti kancah pencalonan ketua PWI yang akan datang,” harapnya.(acep)

Makali Kumar Setelah Terpilih Jadi Ketua PWI Indramayu Priode 2009 - 2014

os Rakyat No.08 /Th.1/1 - 15 Agustus 2009

Dikdas Dinas Pendidikan Indramayu
Selenggarakan Pelatihan MBS-PAKEM

Program manajemen berbasis sekolah (MBS) dengan menciptakan pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM) merupakan suatu program pemerintah yang merujuk pada UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No.32 tahun 2004 tentanhg Pemerintahan Daerah, peraturan No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Memorandum Of Understanding (MoU) antara UNESCO-UNICEF tahun 2007 tentang program kerjasama Creating Learning Communities for Children (CLCC), institusionalis dan keberlanjutan Programn Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia. Untuk kemudian disosialisasikan kepada para pengajar untuk menciptakan pola membelajaran yang mampu memancing, merangsang dan mengaktifkan daya fikir siswa untuk menjadi lebih peka terhadap diri, lingkungan maupun pelajaran yang diterapkan di sekolah.
Berkaitan dengan itu Pemda Indramayu dan UNICEF bekerjasama menyelenggarakan kegiatan pelatihan Program MBS-PAKEM, yang berlangsung di Hotel Sunyaragi Cirebon 9 – 11 Juli 2009 lalu. Kegiatan pelatihan yang diikuti 31 Pengawas sekolah dari 31 Kecamatan yang ada di kabupaten Indramayu ini diharapkan mampu mensosialisasi plus menerapkannya kepada para guru dan kepala sekolah, guna direalisasikan kepada para siswa.
Agar apa yang menjadi inti persoalan dari kegiatan ini dapat tersampaikan dengan efektif, maka sebagai instruktur atau fasilitator dalam hal ini dipilih orang-orang yang telah mengikuti Training Of Trainer (TOT) tingkat provinsi. Yang diambil dari unsur Dinas Pendidikan dan Bapeda Kabupaten Indramayu sebanyak 5 orang.
Kegiatan pelatihan ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Drs.H.Suhaeli, M.Si. Suhaeli, dengan harapan seluruh peserta pelatihan dapat mengikuti, memahami plus mengerti maksud serta tujuan kegiatan ini. Agar apa yang mereka peroleh dari kegiatan pelatihan tersebut menjadi suatu tanggung jawab untuk kemudian bisa diterapkan di lapangan, untuk kemajuan dunia pendidikan di kabupaten Indramayu.
“Saya berharap agar saudara saudara mengikuti kegiatan pelatihan ini sampai selesai, sehingga bisa memahami dan mengerti maksud serta tujuannya. Ada pun kegiatan ini telah menjadi program pemerintah untuk pelayanan pembelajaran serta meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik dan lebih maju, melalui manajemen berbasis sekolah (MBS) dengan menerapkan pembelajaran aktif kreatif efektip dan menyenangkan (PAKEM),” papar Suhaeli.
Sementara Kasie Kurikulum Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Indramayu, Drs. Masdik,MM menjelaskan, bahwa kegiatan ini selain menambah wawasan plus pengetahuan pengawas sekolah tentang MBS dengan PAKEM, juga diharapkan mampu mengikusertakan Peran Serta Masyarakat (PSM) pada saat mensosialisasikan pengalaman tersebut pada saat memberikan pendampingan kepada guru dan kepala sekolah. Sebagai upaya menguatkan peran serta kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada pendidikan sekolah dasar, serta tersusunnya format dan instrumen pendampingan mengajar oleh pengawas sekolah. (as)

Seminar "Manajemen Berbasis Sekolah" Drs.H.Suhaeli, M.Si, Drs. H.Mas'ud M.Pd dan Drs. Masdik, MM: Kamis, 23 Juli, 2009 di Hotel Sunyaragi Cirebon

Pos Rakyat No.08 /Th.1/1 - 15 Agustus 2009

Dari Dunia Anak
Sampai Ke Resonansi Sepanjang Usia

Bocah belasan tahun yang dulu pernah menjadi penunggu tetap Gedung Panti Budaya, Dewan Kesenian Indramayu, ditemani lelaki paruh baya yang setia menjagakannya untuk bangun pagi, menyapu dan membersihkan pekarangan gedung itu, kini tak ditemukan lagi. Karena waktu benar-benar telah merubah semuanya.
Bocah belasan tahun yang tak sempat menamatkan SMP dan konon lari dari kampung halamannya, Ponorogo itu adalah Agus Purnomo. Kini dia sudah tumbuh dewasa dan jauh dari kekerasan hidup seperti beberapa tahun lalu. Dan lelaki paruh baya itu Yohanto A Nugraha yang harus setia mengajarkan arti hidup tanpa prasangka. Mereka bagai anak dan bapa yang sama-sama diintai dan mengintai waktu untuk tidak terjebak di dalamnya.
Kini Agus Purnomo sudah bukan lagi bocah belasan tahun yang sering terjebak hujan karena tak bisa membaca tanda-tanda cuaca. Kini Yohanto A Nugraha makin lebih berwibawa berkomunikasi dengan anak asuhnya. Lalu kini keduanya tersenyum bersama dalam satu even bergengsi di Grand Hotel Trisula.
Agus Purnomo tumbuh berkembang menjadi seorang fotografer, dan Yohanto A Nugraha sejak lama membenamkan diri di dunia kepenyairan. Agus Purnomo yang lahir 28 Maret 1983 itu oleh Grand Hotel Trisula diberi kepercayaan untuk mempamerkan kurang lebih 50 foto-foto karyanya, selama 3 hari berturut, dari tanggal 20 – 23 Juli 2009. Sedangkan Yohanto A Nugraha mengemas 54 tahun usianya dalam satu kumpulan puisi bertajuk “Resonasi Sepanjang Usia” yang dibacakan di Grand Hotel Trisula juga pada 22 Juli 2009.
Agus Purnomo dengan 50 foto-foto karyanya itu memilih objek serupa, yakni dunia anak yang tentunya bukan berangkat dari kepahitan hidup yang pernah dirasakannya. Tapi lebih dari sebagai upaya merekam keceriaan mereka yang suatu hari tak lagi mereka temukan ketika waktu menggiringnya menjadi orang dewasa.
Dunia kanak-kanak laki dan perempuan yang lucu, lugu, lurus dan penuh keceriaan terekam dalam berbagai pose diantara ruang dan waktu. Seolah ingin membeberkan pada dunia bahwa mereka masih menyimpan banyak harapan. “Jadi jangan rampas waktu bermain mereka, jangan rusak masa depan mereka dan jangan patahkan senyum tawa mereka,” begitu kata Purnomo, sebagai ungkapan keprihatinannya di peringatan Hari Anak Sedunia waktu itu.

Resonansi Sepanjang Usia
Sementara Yohanto A Nugraha, penyair yang kini memasuki usia (belum) senja itu telah mempertanggungjawabkan album puisinya Resonansi Sejanjang Usia. Walau pun hanya dengan kata-kata, “jangan salah menginterprastasikan karya seseorang, itu berbahaya,” jelasnya ke hadapan sejumlah pengunjung yang malam itu hadir menyaksikan pembacaan dan pembicaraan puisi-puisinya.
Memang kegiatan sastra di Indramayu malam itu jauh lebih istimewa dari yang sudah-sudah, selain digelar di Aula Pertemuan Grand Hotel Trisula. Agung Nugroho, wartawan Pikiran Rakyat dan Pemerhati Budaya yang membicarakan puisi-puisi Yohanto A Nugraha dalam kertas kerjanya berjudul Bermetamorfosa Dalam Bentuk, Abuk Berteriak Lirih” itu. Tanpa basa basi terasa sekali kejuran Agung menyileti batang tubuh puisi-puisi Yohanto.
Selain Agung Nogroho, pembicara lain bernama lengkap Fuzail Ayad Syahbana, dalam kertas kerjanya Kegamangan Aku Liris Di Antara Lalu Lalang Teks, mempersingkat namanya menjadi lebih AYAD. Dan ini memang terasa lebih penyair, kata moderator.
Karuan, ternyata dengan nama yang singkat itu, AYAD menjadi tidak punya basa basi lagi, dia memang harus jujur pada dirinya bahwa karya-karya Yohanto A Nugraha masih belum bisa dia pahami, sebagai mozaik kata-kata dengan miskin makna. (acep syahril)

Yohanto A Nugraha, Saat Membacakan Buku Kumpulan Puisinya "Resonansi Sepanjang Usia" di Grand Hotel Trisula Indramayu

Sabtu, 15 Agustus 2009

Child Of Totoran Vilage (12 R,Karya Agus Purnomo)

Pos Rakyat No.08 /Th.1/1 - 15 Agustus 2009

KERATON BAND
Album Perdana “Cinta Mayapada” Sambangi Pasar Ndermayu

Kreatifitas mungkin tidak melulu untuk unjuk kebolehan atau pamer kemampuan atas ide yang digulirkannya. Bisa saja sebagai upaya pembelajaran masyarakat atau bank informasi yang berguna bagi orang banyak.
Seperti Keraton Band Indramayu, lima personal dari latar belakang kreatifitas yang berbeda seperti, pelukis, pelawak, pemusik dan fotografer ini, adalah Syayidin, SR pegang keyboard dan pencipta lagu (perupa), Sihabudin vokal (Lebe’pelawak), D. Wardana bass gitar (pemusik), Maday melody gitar, Ade Tohri dramer dan Oni vokalis pendamping. Yang dalam waktu dekat akan meluncurkan album perdananya “Cinta Mayapada”.
Menurut Syayidin, kepala suku Keraton Band yang punya peranan penting dalam mengolah ide serta album “Cinta Mayapada” berikut video klipnya itu. Digarap berdasarkan akumulasi persoalan yang ada di Indramayu, seperti isu miring tentang perempuan atau beberapa persoalan lain yang dianggap memojokkan citra kota mangga selama ini. Selain tertuang pada syair lagu juga tertayang pada klipnya. Hal ini tentu menarik, karena tidak hanya menonjolkan sisi kreatifitas tapi juga ada upaya-upaya membelokkan imej buruk sebagai bentuk net work (kerja budaya). Dengan aliran musik lebih pada ‘rock melayu’ yang kecenderungannya banyak berkembang di daerah-daerah pesisir.
Oleh Syayidin diakui, kalau aliran musik Keraton Band memang tidak lepas dari pengaruh rock melayu yang berkibar sejak kemunculan kelompok musik Iklim atau Amy Search dari Malaysia, yang albumnya sempat meledak di Indonesia paruh 80-an. Karena aliran musik yang satu ini menurutnya cukup elastis, tidak jauh-jauh amat dari dangdut atau pop. “Artinya aliran musik kami bisa jadi pilihan alternative bagi mereka yang tidak memiliki kecenderungan pada dunia musik,” tutur Syayidin.
Delapan buah lagu pada album perdana mereka, Cinta Mayapada yang dirilis pertengahan February lalu berikut video klipnya ini, digarap realis dengan mengambil setting Shanghai serta beberapa objek lain yang ada di Indramayu.
“Kita memang berharap banyak dari kehadiran Keraton Band, paling tidak bisa memberi warna lain pada masyarakat pengkonsumsi atau penikmat musik yang mulai kendur oleh menurunnya kreatifitas musisi daerah yang pernah merajai pasaran musik Indramayu beberapa tahun belakangan ,” lanjut Syayidin. (as)

Personil Keraton Band Syayidin, SR, Sihabudin, D. Wardana, Maday, Oni, Ade Tohri